Saturday, October 31, 2009

Makanya... Pelan-pelan Aja...

bacanya... Jangan buru-buru... :D



kalau istilah saya dan teman saya, sebut saja Donkz, itu "dalem" dan "dangkal"...

Berawal dari stylus saya yang (lagi-lagi) hilang karena kecerobohan saya sendiri. Lokasi hilangnya di kantor. Salah satu orang yang selalu menemukan stylus saya sekaligus menyembunyikannya (bukannya langsung dibalikin ke yang punya) adalah si Donkz.


SMESCO, 24 Oktober 2009

Saat jeda makan siang ponsel saya berbunyi dan mendapati nama Donkz di layar.

Donkz : Cie... lo emang sengaja suka ninggal-ninggalin stylus, yah?
Saya : Hwaaa.... ketemu yaaa.... asiiikk... Titipin ke mang Apang, yah, jangan dibawa..

Wall FB nya Donkz, 25 Oktober 2009

Resti F. Lalu : sooo... Donkz.. where do you put my stylus then??? ga dibawa sama lo kan? ga usah segitunya kali ama gw wkwkwk

Wall FB nya saya, 25 Oktober 2009

Donkz : segitunya gimana maksud lo, diguna-guna gitu... bener seh guna U ditraktir... haa3aaa

Resti F. Lalu : hih..gak usah ya!

ditaro mana stylus gueee??? huhu.. ntar gue kasi pedang starwars deh.. atau pizza? ntar gue kirim ke Hjs... tulisannya doang tapi...

Donkz : udah ketemu juga, kemarin gw liat ada di lacinya Lulu...baek kan gw..pizza duunk,yg asli...

Resti F. Lalu : iya..alhamdulillah sudah ditemukan..thx ya mang Apang hehe..

Donkz : lho koq mang apang, kan yg nemuin bukan gw chi..

Resti F. Lalu : mang Apang yang nemuin.. gue tau itu... lo mah nemunya di lacinya Lulu, begitu kan..

Donkz : tuh kan mulai lg jawaban lu yang dalem,padahal pernyataan gw dangkal aja ko,coba dibaca lagi komen gw..

Resti F. Lalu : hahahhaa... *blushing*
jelek lu, Donkz




Anyway...


Hari ini seru juga... Akhirnya bisa makan malam bareng di Lele Lela bareng sama Ontohod dan Kang Iman.. Ditraktir pula! haha... yaa, secara saya yang paling muda dan paling cantik :D




Met weekend semua...


Semoga hari-hari kalian menyenangkan :)



http://ceritatea.blogspot.com

Hujan

Heaven knows we need never be ashamed
of our tears, for they are rain upon the
blinding dust of earth, overlying our hard hearts
.
~Charles Dickens, Great Expectations, 1860
When Tea The Great Not Great At All..


Do you ever have those days where you do everything in your power to hold yourself together, but at the end of the day you just can't?
Saya selalu merasa kalau saya harus kuat. Saya gak mau orang lain tahu kalau sebenarnya, deep down inside, I'm struggling to deal with some kind of heartache. Tapi hari ini saya menyadari kalau terkadang salah satu cara terbaik adalah dengan menangis. Membiarkan air mata turun seperti laiknya hujan. Apa adanya.


Rain and tears, are the same
but in the sun
you've got to play the game

Aphrodite's Child-Rain and Tears




http://ceriteatea.blogspot.com

Monday, October 26, 2009

Jeda...

Seperti hujan lebat lalu menjadi rintik
tik..

tik..

tik..

tangis yang terhenti karena kelelahan
sesenggukkan
memberikan kesempatan jemari untuk menghapus bulirnya


Jeda...
warna abu-abu di tengah kebisingan
warna cerah ditengah kebosanan


Yang paling menakutkan adalah terjebak dalam rutinitas. Saya pernah mengalami itu, dan saya tidak mau terjadi untuk yang kedua kalinya. Hal simpel yang saya lakukan untuk mencegahnya adalah dengan membawa buku yang berbeda. Baik itu yang sudah pernah dibaca maupun yang baru dibeli, atau yang sudah lama dimiliki tetapi dalam daftar tunggu untuk dibaca.




Ada rasa tenang tersendiri dengan hanya melihat dan menyentuh halaman muka buku yang saya bawa. Apalagi ketika saya membacanya.

Hari ini saya membawa buku Eat Pray Love nya Elizabeth Gilbert, yang saya beli di booth kutukutubuku.com, hari Sabtu kemarin di Pesta Blogger 2009. Akhirnya saya bisa mendapatkan buku tersebut dan dapat diskon pula! ^^,

Saya membaca ketika jeda mengetuk di tengah hiruk pikuknya suara dan sekarung kantuk yang memberati mata.


Jeda adalah ketika hidung ini mencium wanginya ayam panggang
yang dibuat dari dapur mungil yang hangat


sedih yang berubah menjadi kikikkan geli
ketika mendengar seorang teman dengan gaya bicaranya yang khas mengatakan kalimat yang khas dirinya pula:


"please, deh... gue hajar lu!"



semoga hari ku dan kalian selalu menyenangkan.. karena gak mungkin gak ada masalah. Yang mungkin adalah tetap senang di tengah masalah.

semangad!



http://ceritatea.blogspot.com




Saturday, October 24, 2009

Postingan Tengah Malam Orang Keren

Batas Kemampuan Manusia Seorang perempuan berusia 64 tahun asal Duluth, Minnesota (AS), jatuh di atas es Desember 2008 karena radang sendi. Berjam-jam ia terpaksa berbaring di salju. Suhu tubuhnya turun hingga 21 derajat Celcius. Jantungnya berhenti berdetak. Perempuan ini sebenarnya bisa meninggal. Namun dokter berhasil menyelamatkannya...

Saya sempat takjub ketika membaca kalimat pembuka rubrik kesehatan di NGI edisi Oktober 2009. Rubrik kesehatan edisi tersebut menyebutkan sembilan standar dana acuan terkini batasan ekstrem kemampuan manusia untuk bertahan hidup.

Yang saya garis bawahi saat membaca kalimat tersebut adalah: suhu tubuh turun 21 derajat Celcius. Jantung berhenti berdetak. Bisa meninggal. Dokter berhasil menyelamatkannya.

MasyaAllah...

Kalau begitu, kita tidak perlu khawatir kalau kita terserang "sakit hati". Bahkan sakit hati yang akut sekalipun.

Lho???

Kebetulan saja, tema status di FaceBook malam ini adalah "Sakit Hati". Jengah juga. Tapi rasa itu kan manusiawi. Saya jengah karena saya sudah kenyang dengan sakit hati dan dalam keterpurukan menemukan kebahgiaan yang hanya bisa dimengerti oleh saya sendiri.

Waktu saya terserang "sakit hati" beberapa bulan lalu, seorang sahabat bilang pada saya, bahwa saya ini sebenrnya kuat.. kuat banget (ini saya yang nambahin sendiri hehe..) makanya Allah ngasih cobaan seperti ini. Saya mikir, ada benarnya juga. Karena kan di al Qur'an juga disebutkan bahwa Allah tidak akan memberikan cobaan yang melampaui batas kemampuan ummat-Nya. Jadi, sebenarnya gak ada alasan untuk kita merasa jadi orang paling merana sedunia.

Tapi namanya juga manusia.. Walau udah ada teman-teman yang "nyadarin" tapi tetep aja gak mau keluar dari kungkungan rasa sakit hati tersebut. Ada banyak alasan. Saya juga begitu.

Sampai akhirnya dikasih cara penyadaran yang rada "ekstrem" dan saat itu lah kepala saya seperti dipentung.

Sebut saja namanya Puspa. Ketika sore menjelang, dia suka berjualan kue keliling. Anaknya rajin. Pintar. Mau belajar. Saya tanya, berapa umurnya. Dia jawab dengan suaranya yang ramah dan berirama, 16 tahun, Teh..

Owh, di SMA mana?

Bukannya menjawab dia malah diam. Melemparkan pandangan ke arah lain lalu menunduk.

Kenapa?
tanya saya.

Gak nerusin sekolah, Teh.
Jawab Puspa. Irama suaranya sumbang. Ada rona terluka yang terpancar dari tatapan matanya.

Kenapa?

Bapak saya sudah gak ada. Tinggal Emak sama dua adik saya. Emak yang biasanya jualan kue. Tapi karena sering sakit jadi saya, Teh. Saya pengen nerusin sekolah tapi Puspa ngerasa adik-adik Puspa lebih butuh pendidikan daripada Puspa. Kalau Puspa maksain sekolah kasian Emak.. kasian adik-adik Puspa...

Jantung saya berasa mencelos. Ada rasa bersalah menanyakan sebabnya. Kekecewaan jelas terlihat. Ada sakit hati. Pasti. Kasarnya seperti keinginan yang seharusnya bisa ia raih karena itu merupakan haknya, tetapi tidak bisa ia raih.

Puspa dan saya memiliki cerita yang berbeda. Tetapi dampak yang sama: sakit hati. Tapi keseharian dia masih bisa terlihat happy dan melangkahkan kakinya dengan ringan. Padahal tekanannya lebih besar daripada saya. Himpitan ekonomi. Hak meneruskan pendidikan yang tidak belum bisa diraih. Merelakan waktu bermain bersama teman-teman untuk berjualan.

Sedangkan saya?


ayo senyum.. senyum.. nyengir juga gak apa-apa



Memang masalah setiap orang berbeda. Kadar sakit hati setiap orang pun berbeda. Tetapi kesimpulannya tetap sama. Sakit hati, sedih, marah itu sangat sangat manusiawi. Tapi membiarkan berlarut-larut dan "memanjakan" diri untuk terus berada di dalamnya, itu yang gak bener. Kembali lagi ke rujukan bahwa Allah tidak akan memberikan cobaan yang melampaui batas kemampuan ummat-Nya. Dan itu membuat saya membenarkan perkataan sahabat saya bilang bahwa kalau dikasih cobaan itu berarti kita kuat. Bisa nge handle. Bisa keluar dari tekanan. Yang pada akhirnya saya bilang hanya orang keren lah yang mau dan yakin mampu untuk bangkit , melangkahkan kaki dengan mantap dan menatap dunia dengan keyakinan.

Berati saya keren. Keren banget! ^^,




http://ceritatea.blogspot.com

Friday, October 23, 2009

Kalau Tea dan Rayyan Bertemu Lagi

via phone-cell...

selepas sms sana dan sini, telfon sana dan sini untuk konfirmasi besok janjian di mana, jam berapa, dan siapa aja yang ikutan ke Pesta Blogger 2009 besok, Rayyan menghubungi saya....

yang lalu dan yang kembali singgah...

itu yang ada di fikiran saya tadi. Suasana yang nyaris sama. Malam Sabtu. Hujan rintik-rintik. City of Angels nya Goo Goo Dolls (ok, yang ini saya sengaja puter biar sama juga hehe...). Bedanya, dua tahun yang lalu saya bertemu. Duduk berhadap-hadapan. Di sisi jendela besar di sebuah tempat makan yang nyaman.

Rayyan : "Don't wish anything from me", eh?
Saya : terkekeh menyadari Rayyan menyebutkan status facebook saya beberapa hari lepas. It wasn't for you...
Rayyan : I know... 
Saya : How how???
Rayyan : Because...
Saya : Ok, aku tahu jawabannya..
Rayyan : *menghela nafas..
Saya : It's because of you.. tapi aku gak nyalahin.. you're the best.. always *beneran tulus
Rayyan : Ada kemungkinan kita ketemu lagi? Face to face..?
Saya : Ada, insyaAllah... tapi jalannya belum mengarah ke situ... berat... kadang aku gak habis fikir...Tapi pasti.. seperti Mama ku bilang, akan ada pelangi setelah hujan badai...
Rayyan : *tersenyum. Aku memang gak bisa lihat dia, tapi aku tahu dia tersenyum (maksa.jpg). Sing me the song...
Saya : Which one?
Rayyan : The one you sang when you "saved" me that time...
Saya : Ben?
Rayyan : Memangnya ada lagi? *tertawa kecil
Saya : *berdehem. Sekarang?
Rayyan : I wish I could see you sing live
Saya : Aku nyanyiin part yang paling kamu suka aja ya...

I used to say "I" and "me"
Now it's "us", now it's "we"

Ben, most people would turn you away
I don't listen to a word they say
They don't see you as I do
I wish they would try to
I'm sure they'd think again
If they had a friend like Ben Rayyan




teman, sahabat, kekasih sekaligus musuh saya ^^,
terakhir kali kita ketemu saya bilang, genggaman jemari kita memang tidak seerat dulu.
renggang tapi masih kuat
selamanya...
you're the best...
selamanya...
memang gak ada cerita romansa yang sekeren cerita kita ya, Ray? hehehe.... *peace



http://ceritatea.blogspot.com

Monday, October 19, 2009

Tea: On Big Project


so, I'm on the big project of "Meet Me At The Fair".
Even I MUST spend the weekends doing this project. It's all about pursuing my dream. My true love. My passion in life.
Dreams for the future are possibilities. But they are will not positively occur unless we do our part.



http://ceritatea.blogspot.com

Sunday, October 18, 2009

Mungkin Rayyan Akan Menerima Chici Macchiati

Kemarin sore, ketika saya mulai menulis kembali, konsentrasi saya terpecah karena Zikra dan Rayyan. Tiba-tiba saja mereka membuat cerita mereka sendiri dan saya tidak bisa menahan senyum karena duet Rayyan dan Zikra itu. Saya ingin menimpali, tetapi saya memutuskan untuk menikmati saja.

Di bawah sendunya sinar matahari sore, ketika semangat itu datang kembali, ketika dua orang tersayang saya kembali lagi pada saya, dengan Bye Bye Pride nya Sarah Blasko mengalun menyatu dengan semilir angin, saya menaruh pena saya dengan buku tulis yang dibiarkan terbuka. Menatap lekat kepada Rayyan dan Zikra. Menyimak perbincangan mereka.

Rayyan dan Zikra duduk berdampingan. Kedua mata teduh Rayyan yang berwarna hitam kelam menatap Zikra yang anak-anak rambut hitam sebahunya dimainkan semilir angin sore yang tenang. Wajah lembut Zikra yang manis dihiasi senyuman spontan.

Rayyan : kenapa tiba-tiba tersenyum?
Zikra : *menatap sekilas kepada Rayyan yang ikut tersenyum* inget sama seseorang aja. Perempuan. . Dia menjadikan saya "tempat sampah" juga. Kisahnya gak mirip sama kamu, tapi seperti puzzle, kalau kisah kamu dan dia disatukan, akan beneran menjadi suatu kesatuan alur cerita.
Rayyan : Dasar penulis! *Rayyan tertawa renyah sambil mengacak-acak lembut rambut Zikra. Zikra merengut dan menepis tangan Rayyan*
Zikra : Rayyan! Ih! *Zikra merapikan kembali rambutnya dengan jari-jemarinya*
Rayyan : Kamu tuh gak berubah, Ra. Imajinasi kamu yang manis itu membuat cara pandang kamu terhadap suatu masalah menjadi unik. Aku suka itu. Suka banget.
Zikra : *wajahnya bersemu merah* jadi itu yang membuat kamu nyaman cerita sama saya?
Rayyan : Eh, ge-er banget. Aku kan gak bilang begitu.
Zikra : Lho, kamu sendiri tadi yang bilang kalau aku punya cara pandang yang manis sehingga aku memandang sesutu dengan cara yang unik. Jadi, aku punya asumsi sendiri atas pernyataan kamu itu. Cara pandangku sendiri.
Rayyan : Yaah... kalah lagi deh, aku...

Rayyan menatap Zikra. Intens. Dan tersenyum hangat padanya. Zikra membalas tatapan dan senyuman hangat laki-laki itu.

Zikra : Sudah berkurang...
Rayyan : Apa?
Zikra : Mendung di mata kamu. Sudah berkurang. Masih ada, tapi gak setebal dulu"

Rayyan menunduk dan tersenyum kecil.

Rayyan : Karena kamu.
Zikra : Bukan. Karena kamu sendiri, Ray. Kemauan itu ada sehingga semuanya bisa menjadi lebih baik.

Rayyan melepas pandangannya ke langit sore yang indah. Awan tipis berarak. Semburat jingga yang indah dan birunya langit membuat Rayyan semakin percaya bahwa perbedaan itu indah dan banyak keindahan yang merupakan harmonisasi dari hal-hal yang kontras.

Rayyan : Aku sayang kamu.
Zikra : Aku juga.
Rayyan : Jangan tinggalin aku.
Zikra : Tapi aku gak bisa selalu ada di dekat kamu.
Rayyan : Aku tahu. Tapi kalau waktu itu tiba... *Rayyan menghela nafas berat* saat ketika kamu harus benar-benar pergi...
Zikra : Ketika saat itu tiba, saat mu juga akan tiba. Dia... aku memang bukan peramal, tapi merasa dia akan datang untukmu... Dia akan menyadari semuanya. Apapun yang akan terjadi nanti, semuanya pasti lebih baik, amin...
Rayyan : Gak tau, deh...

Zikra meninju pelan bahu Rayyan.

Zikra : Hey, kok gitu, sih?
Rayyan : Amin...
Zikra : Kamu harus yakin.
Rayyan : Apa yang spesial buat aku sore ini?
Zikra : Oh iya! Ada Chici Manis, mau?
Rayyan : Macchiato???
Zikra : Macchiato. Racikanku sendiri.
Rayyan : Wah.. macchiato paling enak versi ku masih kopi buatan kak Marini. Kalau teh memang kamu, kalau macchiato.. sorry, you still can't defeat her, my Lady..
Zikra : Itu dulu... sekarang biarkan si Chici Manis membuktikannya. Simpan dulu kata-katamu itu...


Mereka berdua saling menatap. Yang satu menantang. Yang satu meragu.

Zikra : Gimana?
Rayyan : Mungkin...
Zikra : Bener-bener deh, nih orang...

Rayyan menggenggam jemari Zikra sambil menatap langit dan terseyum senang.




Saturday, October 17, 2009

Menunggu dan Lain-lain

Setiap kali meninggalkan jurnal manual saya sejenak karena membutuhkan Lapito untuk diajak berkerja sama menuju Google, keinginan untuk update blog selalu menyerang. Dalam sehari ini saya eksis banget update blog ^^,

Di luar hujan sudah berhenti dan saya sengaja membuka jendela kamar untuk membiarkan udara malam yang sejuk masuk memenuhi ruangan. Salah satu dari sekian banyak hal yang selalu saya ingat ketika hari hujan adalah film. Dan film yang saya ingat kali ini adalah The Holiday. Tepatnya percakapan antara Iris  dan Miles, mengenai pendapat Iris tentang sikap Miles kepada Maggie yang ini:

Iris: Because you're hoping you're wrong. And every time she does something that tells you she's no good, you ignore it. And every time she comes through and suprises you, she wins you over, and you lose that argument with yourself, that she's not for you.
Miles: Exactly, and on top of that there's the old standby, I can't believe a girl like that would actually be with a guy like me.

Daripada kisahnya Amanda Woods (Cameron Diaz) dan Graham Simpkins(Jude Law), I heart the friendship story between Iris Simpkins (Kate Winslet) and Miles Dumont (Black Jack).


selalu ini yang menari-nari setiap kali selesai nonton The Holiday atau Love Actually:
I can't wait to meet the guy that I can grow closer to Allah with

Dan, oh ya...

Saya pengen banget punya bookshelf seperti ini untuk di kost-an saya nanti...


 since reading is my comfort zone and books are my best friends
I always want to keep them in a better place




Off for now...


Happy Weekend all ^^,

Tea The Great: yang kembali dan yang pergi

Akhirnya yang dulu kembali lagi
yang ku rindu
yang ku sayang
siapa dia?

A.K.U


Rayyan dan Zikra pun sudah kembali. Minggu-minggu yang melelahkan sudah berganti dengan semangat baru. I feel so much at ease :)


saya sudah membiarkan mereka pergi :)

Rayyan dan Zikra adalah inspirasi terbesar saya. Sempat redup karena saya. Mereka pergi karena saya. Mereka kembali pun karena saya. Dan saya tidak akan pernah membiarkan mereka pergi lagi.

Weekends saya tidak akan hampa lagi :D

Jadi, kami bertiga sudah berkumpul. Di bawah sendunya matahari sore. Saya mulai meneruskan menulis kembali. Bersama mereka. Dan soundtrack kami sore ini adalah:



A white moon appears
Like a hole in the sky,
The mangroves go quiet.
In la Brisa de la Palma
A teenage Rasputin
Takes the sting from a gin,
When a woman learns to walk
She's not dependent anymore
A line front her letter May 24
And out on the bay
The current is strong
A boat can go lost.

But I didn't know someone
Could be so lonesome
Didn't know a heart
Could be tied up

And held for ransom.
Until you take your shoes
And go outside, stride over stride.
Walk to that tide because
The door is open wide.

Turned the fan off
And went for a walk
By the lights down on Shield Street.
The birds in the trees
Open their wings ...
He goes home again.
He dreams resistance,
They talk commitment,
Things change over long distance.
Took the shirt off his back
The eyes from his head
And left him for dead.
But I didn't know someone
Could be so lonesome
Didn't know a heart
Could be tied up
And held for ransom.
Until you take your shoes
And go outside, stride over stride,
Walk to that tide because
The door is open wide.

Little lies, they'll take your pride.
Until you take your shoes
And go outside. stride over stride,
Walk to that tide because
The door is open wide.
Stride over stride
Walk to that tide.
Bye, Bye Pride.
Because the door is open wide.
The door is always open wide
.
The door is always open wide.
Bye Bye Pride - Sarah Blasko

Bagaimana Bisa Aku Tega...

wanginya masih bisa kucium
jari-jemarinya yang mengacak-acak rambutku dengan sayang
suara tawanya yang renyah yang selalu membuatku merasa senang
padahal aku sudah pergi sejauh ini
bukan untuk lari dari kenyataan yang kubuat sendiri
mungkin aku sudah mengakhiri
tapi aku tidak bisa tega untuk menghapus semua jejak itu
jejak yang kubuat sendiri
jejak yang aku dan dia buat bersama


Pagi ini, saya dibangunkan oleh bunyi handphone saya. Ada 5 misscalls dan 1 SMS. SMS itu adalah ending dari dering panggilan yang tiada hentinya.

hey, Great! masih tidur ya?
payah! tapi Nuwara Elliya sama sekali gak payah! Indah!
check ur e-mail

-zelig

HWWWAAATTSSS???

Udah ada di Srilanka lagi aja tu anak...

Dalam waktu cepat nyawa saya sudah menyatu dan langsung menyalakan lapito. Check e-mail, dan mendapati kata-kata di atas terangkai emosi yang menggelegak. Ada sedih. Ada senang. Ada rasa bersalah yang tak bisa disembunyikan.

Saya takjub. Selama dua hari berturut-turut Allah "menitipkan" orang-orang yang saya sayangi pada saya. Menjadikan saya "tempat sampah" untuk mereka. Tapi saya gak keberatan sama sekali. Kalau kemarin malam seorang teman dekat menceritakan kegundahan hatinya dengan secara langsung pada saya. Emosi jeals terlihat dari wajahnya. Matanya yang merah dan berkaca-kaca (yang dia akui sebagai akibat dari kurang tidur... *c'mon... you can not fool me* ) dan emosi meluap yang tertahan dari nada suaranya. Saya paling gak bisa lihat orang menangis atau mau menangis. Karena saya pasti ikutan. Tapi untungnya kemarin enggak ^^,

Alhamdulillah, sebagai penyeimbang, saya dan Zelig tidak ditempatkan bertemu secara langsung. Dia ada di Nuwara Elliya yang indah. Kota yang sejuk peninggalan kolonial Inggris. Salah satu kota impian yang ingin ia kunjungi bersama Chiripa.

Kisahnya Zelig dan Chiripa ada di sini.

Kamu nyesel???

Saya membalas e-mailnya.

Gak berapa lama...

Rasa itu ada. Tapi... sampai sekarang aku gak ngerti kenapa perasaan itu berubah begitu cepat! Ada rasa sesak di dada ini. Ada air mata yang gak bisa jatuh. Dan aku gak suka. Damn! dan Nuwara Elliya... padahal aku belum pernah ke sini sama dia. Tapi, kenapa seperti ada jejak dia. Aku nginep di St.Andrew's.. hotel tua, Great, dan anehnya selalu ada dia. Kamu ngerti maksudku kan?

Saya tidak membalas e-mail Zelig. Belum. Saya gak tau harus membalas apa. Saya rasa, dia hanya butuh untuk "didengarkan". Tapi, pada akhirnya saya teringat dengan kejadian kemarin sore di kantor. Ketika saya dan Febi kebingungan karena selisih lebih. Tapi, kita masih bisa have fun. Sampai akhirnya masalah pun terpecahkan.

"Tea, foto-foto dulu, yuks???" kata Febi.



difotoin sama satu orang *ya iya lah, Tea..*
tapi yang nontonnya banyak! ^^,


mamanya Ozan..
uangnya buat beli susunya Ozan :p



brankas gak cukup.. apa taro di rumah gue aja ya???


Tapi saya jadi pengen ke Nuwara Elliya. Kapan yah??? Tapi kenangan akan Pantai Serikenangan lebih menggoda saya ^^,

Sekali lagi, KAPAN, ya, saya bisa ke sana lagi...


suatu saat di masa lampau bersama Tuandarimasalalu

Friday, October 16, 2009

Tea The Great: Bukan Alexander The Great, tapi...

saya ingin menjadi seperti Dzulqarnain...

seorang Raja saleh yang namanya di sebut di surat Al-Kahfi:86. Seorang raja yang selama ini diasumsikan adalah Alexander The Great.

Dzulqarnain adalah seorang raja saleh yang diberikan yang oleh Allah diberikan kekuasaan di bumi, yang meliputi Timur dan Barat. Semua manusia dan manusia dan penguasa negara tunduk atas kekuasaannya, dia tetap pada pendiriannya sebagai seorang yang saleh , taat dan bertakwa.

Dzulqarnain adalah seorang raja yang adil dan kuat imannya, yang tidak dapat dipengaruhi oleh hal-hal yang dikuasai dan kekuasaannya. Di dunia ini, Dzulqarnai selalu berkata dan mengakui bahwa segala yang diperolehnya sebagai karunia dari Allah dan rahmat-Nya.

sumbernya dari sini.



 

Thursday, October 15, 2009

When Tea The Great Not Great At All

Exit Light, enter night
Take my hand, off to never-never land.
-Metallica: Enter Sandman


Dan langit pun seperti merasa apa yang ku rasa
ketika aku bukanlah pemilik yang aku miliki
bahkan aku merasa pandangan ku sesat
ketika aku tak mampu dan kehilangan daya untuk bertahan


Aku merindukan uhu uhu si burung hantu ketika sepi mendera
terangnya kunang-kunang ketika jalanku kelam
dan aku merindukan mereka
merindukannya juga


sangat...




"Gue memang hebat"


"You are"


"Tapi bagaimanapun gue cuma manusia biasa..."


"haha.. basi, Tea!"


"Gue punya banyak kekurangan"


"Dobel basi!!!"


"dan sekarang saatnya gue untuk nangis..."

Sunday, October 11, 2009

Tea on Cartoon

EDITED


Saya (S): eh eh
(S): lo mw gw liatin contoh gambar kartunnya ga?
(S): yg kemaren gw minta??
Ontohod (O): iya sini
(O): mana contohnya ceu?
(O): u mau full badan?
(S): enggak
(O): setengah badan aja ya, dari kaki sampe pinggang
(O): *big grin
(S): terserah.. gimana bagusnya aja
(S): tapi gw mau d gimana2in juga bagus aja sih
(O): y udah berarti dari ujung kaki sampe pinggang aja
(S): hahaha
(O): wajahnya ga ikut
(S): dudulz
(O): kan lu bilang digimana2in bagus
(S): ya ga gitu juga dasar
(S): ya tapi mikir aja atuhhh
(S): *angry
(O): waduh dimarahin gw
(O):  ampun ampun iya ceu siap laksanakan
(O): tipe kartunnya pengen kaya gitu?
(S): yg kek gitu boleh..
(S): tapi
(O): iya
(S): kalo lo ada ide yang lebih bagus boleh banged
(O): iya, ntar dibikinin maksimal yg gw bisa ya
(S): gw yakin lo bisa
(S): yakin
(S): gagal
(S): hahahaha
(S): becanda, kang
(S): ih lo mah pundungan
(O): yaaah bikin ga semanget
(O): lu kan tau gw sensitif
(O): hati gw tuh setifis tisu toilet
(S): oh... satu garis ato dua garis???
(S): tiga garis ini mah, hamil (red:gendut) abadi
(S): hahahaha
(O): *crying
(S): napaa???
(O): g knp2 nangis diledekin gw (pan sensitif) hkk

Dan.....

inilah hasilnya....


originally made by Ontohod 
officially for me 




Kalau mau tahu proses pembuatannya, click di sini yaa :)


Saturday, October 10, 2009

I Think I'm Falling In Love

I don't know what to say. So I don't say anything at all. I have a hard time explaining myself verbally, and even written form. So much to say but you don't know how to say it.


I just...


err..


Ok, ok... I think I'm falling in love... again...


with this





Wall-E Clock



  • Digital LCD display
  • Projects the time on to the wall
  • Press WALL•E's head to activate snooze alarm
  • Includes AC/DC adapter
  • Plastic
  • 7'' H x 5 3/8'' W x 6 1/2'' D
  • Requires 3 AA batteries, not included


Unfortunately, the item is no longer available T_T


It hurts, but it's ok. I realize that it doesn't matter if people don't love you the way they love some others. We're just not perfect.

*apaan sih, Tea???





http://ceritatea.blogspot.com

Thursday, October 8, 2009

Dan Saya Akan Terus Berjalan

Tea The Great

I'm the wunderkind

I'm the magnet

...

dan masih banyak lagi julukan hebat yang saya buat yang ditujukan untuk... ehm, saya sendiri :D annoying, huh?! Tapi, itu adalah cara saya untuk memotivasi diri saya :) Toh saya gak pernah mengumbar julukan tersebut kepada orang-orang. Palingan saya lontarkan as a joke aja.

Bahkan phone name saya adalah Tea The Great...
Dan saya mengulangi julukan-julukan tersebut sebanyak yang saya mampu di dalam hati ketika saya merasa saya hilang kendali atas dunia saya.

Saya memiliki mimpi. Mimpi yang indah yang sudah saya bangun bertahun-tahun lamanya. Saya merasa mimpi itu semakin dekat. Tetapi, ketika kedekatan itu nyata di depan mata, jalana saya menuju ke arahnya dihalangi oleh kabut dan tiba-tiba saja jalannya menjadi bercabang.


Berulang kali saya kehilangan arah. Berulang kali saya berjalan terseok-seok. Terperosok. Menangis karena luka. Bangkit. Berjalan lagi. Lalu berlari. Lalu jatuh karena saya kurang hati-hati. Menangis lagi. Bangkit lagi. Hilang arah lagi. Sampai saya menemui sebuah pohon rindang dan memutuskan untuk rehat sejenak. Tapi saya malah keenakan. Rasa putus asa dan malas untuk meneruskan perjalanan begitu kuat mempengaruhi.
Lalu wajah bijak laki-laki itu menari-nari di benak dan fikiran saya. Laki-laki hebat yang selalu membuat saya merasa hebat.

He's my beloved dad...

Dengan caranya, beliau tidak pernah mengajarkan saya berkata "I've done my best". Karena itu kalimat saktinya orang pesimis. Dengan caranya, beliau mengajarkan kepada saya bahwa motivator  utama dan terbesar adalah diri sendiri. Orang lain itu kedua. Kalau difikir bener juga. Karena percuma kalau kita disodorin begitu banyak contoh orang-orang sukses dan membaca biografi mereka, kalau passion di dalam diri untuk memperjuangkan cita-cita itu redup, dan kita gak gak ada keinginan untuk mengobarkannya kembali.

Terus terang sekarang saya sedang terperosok lagi. Entah untuk yang keberapa kalinya. Lelah? Pastinya. Tapi saya gak mau berhenti berjuang.

Ikhtiar.

I know Allah knows the best for me.


They do try hard to make me feel
That I don't matter at all
But I refuse to falter
In what I believe
Or lose faith in my dreams

Can't Take That Way - Mariah Carey




ps: ketika tiba-tiba saya terbangun dari tidur saya dan mendapati kertas itu masih kosong. Putih bersih. Sama seperti pertama saya mengambilnya.




http://ceritatea.blogspot.com

Tuesday, October 6, 2009

Sunday, October 4, 2009

Ruang Istimewa

“Where do balloons go ? It’s a mystery, I know. So just hold on tight till you have to …
… let go.”
Where Do Balloons Go? Jamie Lee Curtis 


Buku cerita anak-anak memang, tapi saya suka banget sama pesan yang ada di dalam cerita tersebut. Maag yang membuat saya menghibur diri saya dengan menulis dan googling data-data yang relevan buat tulisan saya (gak sempet turun langsung soalnya) membuat saya teringat sama buku cerita anak yang pernah saya baca waktu di rumah Kintan.

Fikiran yang berkelebat sore itu sama sekali gak ada hubungannya sama tulisan yang sedang saya buat.



Where Do Balloons Go menceritakan seorang bocah lelaki yang kehilangan balonnya di taman ria. Bocah laki-laki itu berimajinasi ke mana balonnya pergi. Apakah balon-balon tersebut pergi berlibur, terkena flu, menari dan berpesta, meleleh terbakar oleh matahari, hingga akhirnya semua imajinya tentang kemana perginya balon-balon miliknya itu ditutup oleh keputusannya untuk merelakan balon-balon tersebut pergi.

Bingo! yang ada di fikiran saya ketika saya teringat dengan cerita itu adalah (again) masalah kerelaan untuk melepaskan. Yah mungkin juga karena orang tua saya tuned Metro dan TVOne yang menyiarkan tentang bencana dan kehilangan yang dialami saudara-saudara kita di Sumbar.

Yang ada difikiran saya saat ini adalah sahabat saya yang "meninggalkan" saya dan dua sahabat saya yang lain.. With no vivid reason. Sudah hampir satu tahun. Dan selama itu kami bertiga (saya dan 2 sahabat saya yang lain) menduga-duga kenapa dia pergi begitu aja.

He has a little happy family now. Dan kami senang. Walau ada rasa miris juga, karena selama tahun-tahun yang panjang kami biasa shared kebahagiaan dan kesedihan bersama.

Sampai akhirnya kami bertiga memutuskan untuk mengakhiri dugaan-dugaan tentang kepergiannya yang hanya membuat kami sedih... Photobucket

He has his own life now and he's happy with that. And we're happy for that too.

Walau begitu harapan itu ada. Harapan untuk suatu hari ketemuan. Cuma ketemuan aja kita pastinya udah seneng banget :) Dan harapan itu terwujud. Bukan ketemuan memang. Lebaran hari pertama yang lalu, dia menghubungi salah seorang di antara kami bertiga :D Itu berarti kami masih ada di hatinya, alhamdulillah :)

Saya jadi berfikir, antara kehilangan dan pengganti dari kehilangan itu, ada suatu ruang yang namanya harapan.

"Harapan itu ruang kosong, Tie" kata Zelig, di suatu kesempatan dan topik pembicaraan yang berbeda.

Tapi saya tidak setuju dengan pendapat Zelig. Menurut saya, harapan itu adalah ruang istimewa. Ruang yang hanya ada ketika keikhlasan dan kesabaran untuk melepaskan itu ada. Saya menyadari, hidup itu itu indah dengan adanya kehilangan dan harapan. Kalau kata New Radicals : don't give up, you've got a reason to live, can't forget you only get what you give.

Seperti yang sudah pernah saya ungkapkan di postingan saya sebelumnya, bahwa yang hilang itu akan digantikan, meskipun dengan wujud yang berbeda.

Saya hanya tidak mau bersedih dengan meratapi apa yang hilang dari saya. Dengan terus menggenggam sesuatu yang sebenarnya sudah tidak ada lagi di dalam genggaman saya. Saya hanya tidak mau cemburu kepada orang lain dengan berfikiran bahwa seharusnya saya yang bisa/masih memiliki sesuatu itu. Saya hanya tidak mau mengubah ruang yang seharusnya istimewa menjadi ruang kosong biasa. Saya tahu kehilangan itu datangnya dari Allah dan Allah, insyaAllah, akan menggantikannya.. dengan yang lebih baik. Saya hanya tidak mau kehilangan iman.

"Dan sesungguhnya akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar."
(QS.al-Baqarah [2]:155)



http://ceritatea.blogpsot.com

Thursday, October 1, 2009

Minggu Kehilangan

Yang hilang dan yang ditemukan...

Mulai dari saya yang kehilangan stylus saya, Zelig yang kehilangan Chiripa, Kintan yang kehilangan sepasang kelinci kesayangannya, Tintin dan Tonton, teman-teman kantor yang kehilangan, Woro, Roy "cumi" Kumo (minggu depan Brondonkz ya? huhu...) sampai yang terkahir, yang merupakan kehilangan terbesar untuk saudara-saudara kita di Padang.

Tapi alhamdulillah, banyak juga yang ditemukan dan terungkap. Yang buat saya surprised adalah pertanyaan seorang teman lama yang saya temui malam ini sepulang kantor.

Dia (D) : saya pernah nyakitin perasaan kamu gak, Tie?

Saya (S) : *ketawa* menurut kamu?

D : I feel so bad

S : ya, ya... tapi udah lewat *saya menatap empat sekawan yang sedang tertawa ringan dalam suasana yang penuh kehangatan, dari balik bahu Dia. Tiba-tiba saja saya jadi inget Coky, Uth, dan... Ojie...

D : maaf...

S : Segala sesuatu terjadi karena alasan. Dulu kita masih muda banget. Dibanding sekarang. I learn to treasure each moment of time, whether it's good or damn bad.


dan akhirnya pagi selalu datang...

Ketika kita merasa bahwa yang hilang tidak akan tergantikan, luka tak akan mengering, rasa takut yang tak akan berakhir...


Saya selalu percaya bahwa yang hilang akan digantikan dengan wujud yang berbeda. Seringkali kita gak sadar (atau bahan gak mau sadar dan membuka hati dan fikiran kita). Contoh kecil ketika saya merasa kehilangan Mo, pada akhirnya saya tahu Mo digantikan dengan 8 orang teman yang seru yang memiliki karakter yang berbeda. Meski begitu bukan berarti saya melupakan Mo.

Saya merasakan arti kehilangan ketika saya ditinggalkan oleh Opa dan Nenek. Ketika Kakek meninggal, saya masih sangat kecil, sehingga saya belum mengerti arti kehilangan. Bahkan saat itu saya tidak mengetahui Kakek sudah meninggalkan dunia.

Pertama Opa. Kedua Nenek.
Semenjak kedua orang yang saya cintai itu meninggal, saya hanya memiliki Oma. Saya selalu menikmati dan mencintai tiap detik ketika saya berada dekat dengan Oma.


Semenjak itu saya menyadari bahwa kita dibentuk oleh kehilangan. Ketika sesuatu atau seseorang yang kita sayangi hilang, maka kita akan mencintai dan lebih menghargai keberadaan yang masih ada. Maka pola fikir saya pun berubah, bahwa kesenangan dibentuk oleh kehilangan.


Tau kain perca, kan?

Kain-kain beraneka bentuk, warna dan motif.

Mama saya pernah membu at selimut dari kain perca. Walaupun dibuat dari kain yang berbeda-beda, tapi toh ia bisa menghangatkan. Mungkin tidak terasa tidak senyaman yang sebelumnya. Tetapi ttidak dapat dipungkiri bahwa tetap saja ia mampu mengisi rongga-rongga kehilangan Itu adalah analogi untuk menyatukan kembali kepingan kehilangan yang merupakan proses untuk menemukan.
I thought I lost you when you ran away to try to find me
I thought I'd never see your sweet face again
I turned around and you we
re gone
And on and on the days went

I kept the mo ment that we were in
Cause I knew in my heart you'd come back to me, my friend
And now I got you, but I thought I'd lost you

I Thought I Lost You - Miley Cyrus & John Travolta







ada Woro, Roy & Brondonkz














http://ceritatea.blogspot.com