Tuesday, September 29, 2009

Ketika Senja




Ada peri kecil mengibaskan sendu
ketika senja mewarnai langit yang tadinya biru
ia bernyanyi merdu
dengan suaranya yang semanis madu



29092009

Saturday, September 26, 2009

Raindrops Keep Fallin' On My Head


gambar diambil dari sini


Raindrops keep fallin' on my head
And just like the guy whose feet are too big for his bed
Nothin' seems to fit
Those raindrops keep fallin' on my head, they keep fallin'


Berawal dari seorang teman yang sudah berbaik hati meluangkan waktunya untuk nelfon saya yang sedang mati gaya (^^'), dengan tujuan untuk membuat saya sibuk. Padahal ketika saya bilang "mati gaya" bukan berarti saya gak ada kesibukan. Justru "mati gaya" itu datang di tengah-tengah kesibukan saya melamun.

Ngobrol ke sana ke sini dan ketawa-ketiwi karena fikiran-fikirannya yang out of the box (baca:luar biasa aneh dan mustahil) sampai akhirnya tiba di akhir pembicaraan yang justru (menurut) saya merupakan awal dari suatu pembicaraan.

Jadi, ketika dia sudah mau pamitan, saya membaca sesuatu yang membuat saya "nyesek" di layar lapito. Sebuah kalimat sederhana yang membawa saya bertanya "KENAPA.....???" Photobucket
"Haduh, gw jadi pengen nangis lagi..." ujar saya dan itu membuat teman saya urung menyudahi pembicaraan.

Jadi, gini...

I heart rain soo much. Saya benar-benar jatuh cinta ketika hujan turun ke bumi. Bahkan saya mencintai hujan lebih besar daripada cerah. Tetapi, suatu ketika ada mengambil payung saya diam-diam. Dia adalah Peri Hutan. Payung kesayangan saya. Boleh dibilang payung itu adalah trademark nya saya. Saya fikir hujan akan berhenti turun ketika bukan saya yang memakai payung itu, tapi ternyata hujan tetap saja turun dan dia membiarkan saya kebasahan sendirian.

So I just did me some talkin' to the sun
And I said I didn't like the way he got things done
Sleepin' on the job
Those raindrops are fallin' on my head, they keep fallin'


Kembali ke kira-kira satu bulan yang lalu...

Peri pohon pernah menceritakan kepada saya bahwa saya harus berhati-hati dengan Peri Hutan yang memesona. Bukan karnea Peri Hutan jahat. Tapi Peri Hutan pernah memiliki "masalah" dengan Putri Matahari. Dan panjang lebar Peri Pohon menceritakan kisah lalu si Peri Hutan dan Putri Mentari pada saya. Peri Pohon menceritakan hal ini karena dia berfikir saya termasuk orang yang terpesona oleh si Peri Hutan.

Ternyata saya memang terpesona oleh si Peri Hutan...

Kini...

Saya kesal. Kesal kepada Putri Matahari. Kalau Putri Matahari dan Peri Hutan bersama, Peri Hutan tidak akan mengganggu saya. Kenapa Putri Matahari malah meninggalkan Peri Hutan?

But there's one thing I know
The blues they send to meet me won't defeat me
It won't be long till happiness steps up to greet me



Saya tahu, tidak ada yang abadi di dunia ini. Pun dengan apa yang kita miliki. Termasuk payung. Saya yakin, payung yang dicuri itu akan digantikan dengan yang lebih baik lagi. Tapi ketika saya sedang sendiri dan mendapati ternyata hujan masih saja menari-nari, saya merasa sakit hati lagi. Berapa lama proses untuk mendapatkan payung baru itu akan berlangsung?

Makanya saya senang berada di sekitar teman-teman saya. Bermain-main di tepi Danau Berkilau atau piknik di Padang Rumput Permadani. Beberapa yang tahu tentang kisah payung saya itu tak hentinya memberikan saya semangat. Malah salah seorang di antara mereka ada yang berkata bahwa saya beruntung. Dengan diberikannya "masalah" seperti ini berarti saya ini kuat (amin..) :)

"Waktu terbang dengan cepat. Tanpa kita sadari. Tanpa kita sadari pula, esok sudah datang dan luka akan mengering. Payung baru pun akan didapat!", kata si Ninot si kelinci.

Raindrops keep fallin' on my head
But that doesn't mean my eyes will soon be turnin' red
Cryin's not for me
'Cause I'm never gonna stop the rain by complainin'
Because I'm free
Nothin's worryin' me*





http://ceritatea.blogspot.com

Friday, September 25, 2009

Galau, Mengakhiri, dan Langit yang Kosong

“they come too fast, and they pass too slow …”
All I Know – Five for Fighting
 
 
Kalau bukan karena sms dari teman lama, saya kini mungkin sudah tertidur lelap.

tea, gw udah mengakhiri rasa galau gw...

Sejenak saya gak ngeh apa maksud dari si Zelig. Tapi otak saya berfikir cepat apa maksud sms Zelig ini. Sampai akhirnya, kira-kira lima menit kemudian (lama yah) saya menemukan benang merahnya (takut dimarahin dalang :p).

Dua tahun yang lalu...


Zelig dan Chiripa (panggilan sayang Zelig ke pacarnya).

Beberapa bulan yang lalu...

Zelig merasa benar-benar yakin dengan Chiripa. Pun Chiripa. Zelig sudah membeli cincin cantik yang akan ia berikan pada Chiripa ketika makan malam yang sudah mereka rancang sebelumnya. Ya, Zelig akan melamar Chiripa.

Kira-kira... lima belas menit sebelum melamar Chiripa...

Chiripa cantik malam itu. Dia memang cantik. Tapi malam itu dia sangaaat cantik. Setidaknya begitu kata Zelig. Zelig sangat mengagumi Chiripa yang lembut dan cerdas. Zelig selalu menginginkan Chripa menjadi pendamping hidupnya dan ibu untuk anak-anak mereka kelak. Selama dua tahun perjalanan mereka, Zelig tidak pernah macam-macam (untuk hal ini saya tahu).

Ketika penggalan cerita masa-masa lampau mereka memenuhi ruang fikir Zelig, tiba-tiba saja seperti ada yang menekan tombol stop sehingga semuanya berhenti tiba-tiba.

Pun keinginan untuk menjadi muhrim bagi Chiripa.

Zelig menyentuh kotak mungil beludru berisi cincin yang akan ia berikab pada Chiripa, yang tersimpan tenang di dalam sakunya. Sambil berharap menemukan jawaban atas semua yang terhenti. Galau pun tercipta.

Zelig menginginkan Chiripa menjadi sahabatnya saja. Bukan teman. Tetapi sahabat. Benar-benar sahabat.

Alhasil malam itu, hanya menjadi "makan malam biasa" untuk mereka berdua.

Kini...

Setelah melewati masa-masa berat pasca makan malam itu, Zelig mengakhiri kegalauannya dengan menjadikan Chiripa sahabat. Cincinnya tetap Zelig berikan pada Chiripa. Cincin persahabatan, kata Zelig.







Saya jadi gak bisa tidur. Saya keluar rumah dan berdiri di halaman mungil rumah saya. Menatap langit yang kelam dan kosong.

Saya tahu, Zelig bahagia sekarang karena dia sudah berani mengakhiri galau yang mengganggunya. Menyiksanya. Tentunya dengan banyak pertimbangan. Masa-masa galau Zelig bisa dikatakan adalah langit  malamnya yang kosong. Langit itu menunggu sesuatu untuk mengisinya. Bisa bulan. Bisa bulan dan bintang. Bisa bintang saja. Atau tetap kosong.

Saya sendiri?

Perjalanan untuk mengakhiri adalah sesuatu yang personal. Semuanya tergantung dari kita sendiri. Hanya kita yang tahu kapan saat untuk mengakhiri itu tiba...

Saya mengangkat tangan kanan saya. Dengan jari telunjuk, saya menuliskan kalimat tak kasat mata di langit yang kosong itu:

They say in the darkest night  
There's a light beyond*




http://ceritatea.blogspot.com




*All I Know – Five for Fighting

Wednesday, September 23, 2009

Here, There and Everywhere



Pagi ini, saya terbangun tepat ketika mimpi saya sedang bernyanyi Here, There and Everywhere nya The Beatles berakhir. Haduh saya menyesal banget karena saya nyanyinya gak bareng sama The Beatles, Celine Dion, ataupun Sissel Kyrkjebø

Saya memasang link di status FB saya ke video Paul McCartney yang menyanyikan live lagu itu, ke YouTube, dan gak lama kemudian saya menerima sms dari Pippi :

to lead a better life i need my love to be here...

Hahaha.. sepertinya si Pippi sudah melirik status FB saya.

to love him is to need her everywhere, saya membalas sms Pippi.

so??? *saya membayangkan nada suara Pippi ketika mengucapkan "so???" Selalu ada nada "menantang" yang di bold.


Saya menemukan jawabannya tapi saya tidak mau memberi tahu si Pippi. Biar saja Pippi mengira saya tidak punya nyali ^^'.
Saya membuka jurnal saya. Membaca puisi-puisi yang sudah saya buat. Di tengah halaman, saya mentap lama foto yang menjadi insiprasi terbesar saya. Sumber cinta, kegelisahan, sedih, dan kabahagiaan saya.


watching his eyes and hoping I'm always there

Saya ngucek-ngucek mata karena kelamaan menatap foto itu.






http://ceritatea.blogspot.com

Di Persimpangan



Lagi-lagi semuanya serba abu-abu
sikapmu, senyummu, sorot matamu
kamu bilang tunggu dulu
saat ku tunggu kamu malah berlalu

Ingatkah kamu saat kita pertama kali bertemu
di taman tua dengan dedaunan kering yang menutupi aspal
di perbatasan antara kenyataan dan khayalan
katamu : kita akan membuat ini bukan sekedar imaji picisan

Tapi tiba-tiba kamu bilang kamu butuh waktu
kujawab aku tak buru-buru
semakin lama malah ku merasa asing
kamu membiarkan ku terlalu lama menunggu

Lampu-lampu telah padam
aku takut sendirian

Tuan..
dengan kecanggunganmu mencintaiku
katakan saja lah apa mau mu

Tuesday, September 1, 2009

Tuhan, Aku (Tak Mau) Cemburu

Gemintang saja masih setia menemani rembulan
riuh rendah cahayanya menghibur kesepian
tapi aku tak terhibur
meski malam hari adalah saat yang kudamba

Aku bertanya:
mengapa gemintang saja setia pada rembulan?
mengapa ketika bumi begitu panas sang hujan selalu menyambut kerinduannya
dan...
mengapa dia begitu cantik dan menawan?

Lihatlah aku walau sekilas...

Tuhan...
aku (tak mau) cemburu