Sunday, August 30, 2009

Karena Ada Harapan


I had another remarkable date with myself last night.

Dengan John Mayer sebagai backsound dan Love Actually sebagai plotnya :) Sampai akhirnya, terinterupsi oleh seorang teman yang menelfon saya ketika adegan di mana Daniel membakar semangat Sam :

Daniel : Tell her that you love her.
Sam :
No way! Anyway, they fly tonight.
Daniel : Even better! Sam, you've got nothin' to lose, and you'll always regret it if you don't! I never told your mom enough. I should have told her everyday because she was perfect everyday. You've seen the films, kiddo. It ain't over 'til its over.


Dengannya, saya terlibat percakapan yang tidak panjang tetapi lumayan menyenangkan. Sampai akhirnya ketika topik pembicaraan kami beralih dari topik satu ke topik lainnya, saya mendengar gadis yang menjadi lawan bicara saya itu berkata tentang sesuatu seperti puasa berharap.
Kata-kata itu mengingatkan saya pada seorang teman yang pernah berkata pada saya, kira-kira dua tahun yang lalu.

Kekecewaan tidak akan ada kalau kita tidak memiliki harapan, Dek.

Membuat saya tertawa sendiri karena mana bisa kita hidup tanpa memiliki harapan. Saya menterawakan diri saya sendiri sebenarnya ketika semuanya itu membuat saya menoleh kembali ke belakang. Saya pernah mengatakan pada seseorang bahwa saya akan berhenti berharap. Silly karena ternyata saya masih berharap.

Tetapi setelah banyak hal yang saya lalui, saya mengatakan lagi bahwa saya berhenti tidak akan banyak berharap. Saya jadi teringat film Into The Wild, kisah nyata mengenai Christopher MacCandless yang setelah lulus kuliah menghilang ke alam bebas untuk menyerahkan hidupnya kepada hidup itu sendiri. Chris tidak berharap apapun selain untuk tidak ditemukan oleh keluarganya dan orang-orang dari masa lalunya.

Sekarang saya berada di dalam suatu situasi di mana dibutuhkan banyak harapan. Tetapi saya pernah mengalami cerita ini sebelumnya. Walau tidak persis sama. Saya hanya tidak mau kecewa. Ya, saya menyayanginya, tapi saya tidak berharap banyak.

Menyerah?

It ain't over 'til it's over :)

Saturday, August 29, 2009

ALLAH lah Satu-satunya Cinta

Choose me, use me
Sometimes I feel so all alone
I'm on my way back home
So why don't you
Direct me, bless me
Wash me whiter than the snow
I am on my way back home
Brian Mcknight feat. Resti, Home

akhirnya doa saya terjawab
jawaban atas segala pinta dan harap
jawaban mengapa saya kerap terbangun di malam hari karena sosok yang sama
sakit
menuju retak
tapi sarat hikmah, insyaAllah...

Ya Hayyu ya Qayyum....

Friday, August 28, 2009

Everything Change but Nothing Really Lost

Aku berpikir, inilah pantulan dari Yang Maha Pengasih. Inilah jawaban dari doa setiap pagi. Ia mencurahkan rezeki bagi kehidupan. Andai saja hatiku memantulkan ketaatan para kumbang.... Andai saja keyakinan yang tak terbatas itulah yang melimpahi hatiku, bukan degup kecemasan yang melekat pada manusia, keraguan dan hasratku.... Bahkan kebingungan yang tak tertanggungkan akan memasuki nalar ketika pikiran berusaha mati-matian memahami dirinya sendiri.
Irving Karchmar, Master of The Jinn

Siang itu lumayan panas. Walau saya berada di dalam ruangan, tetap saja panasnya terasa. Saya merasa tidak nyaman dan ketidak nyamanan itu ditambah lagi dengan fikiran saya yang selalu berjalan ke satu objek yang akhir-akhir ini (secara tidak sadar) dia lah ke mana fikiran saya akan bermuara.

"Aku pengen nangis..." celetuk saya. Bukan ditujukan untuk teman yang ada di sebelah saya karena saya sama sekali tidak ada tendensi untuk melakukan curhat colongan.

"Kenapa, Tie?" tanyanya. Seperti biasa, siap dan pasrah mendengar ocehan saya.

"Hah?"

"Iya, mau nangis kenapa? Cerita, dong"

"Enggak. Siapa yang mau nangis, cuma iseng aja kok ngomong gitu..."


Padahal saya beneran pengen nangis, tapi saya malas untuk menangis. Dan hari itu, saya malas untuk bercerita. Saya malas. Untuk kesekian kalinya, saya merasa malas untuk memiliki keyakinan sementara bayang-bayang kegagalan menari-nari dihadapan.

Saya menggapnya sebagai cobaan untuk ibadah saya. Pada akhirnya saya meminjam al-Qur'an teman kerja saya untuk mengalihakan fikiran saya. Tetapi, karena mungkin saya belum biasa ikhlas.. belum bisa sabar.. melepaskan hati dan fikiran saya dari ketidakrelaan untuk suatu hasil yang belum tentu terjadi, saya menjadi tidak fokus.

Bagaimana jika hati yang telah tersusun dan nampak kuat ini tiba-tiba hancur lagi menjadi keping-keping yang lebih banyak dari kemarin? Bagaimana saya bisa menyusunnya lagi seorang diri? Ketika saya merasa saya menemukan kembali sesuatu yang hilang, bagaimana saya bisa memiliki keyakinan lagi apabila sesuatu yang baru ditemukan itu hilang lagi? Dikala saya sudah mulai terbiasa dengan rasa yang ini, bagaimana apabila rasanya berubah menjadi pahit?

Saya sadar, kehilangan dan perubahan itu sangat dekat. Tidak bisa dihindari. Tapi apakah saya cukup kuat untuk itu? Bagaimana apabila saya tidak rela?

Tie, kalau memang pada akhirnya hati hancur lagi menjadi kepingan-kepingan yang bahkan terlalu sulit untuk disatukan lagi, pastinya itu karena kehendak Allah. Apa yang menurut kita baik dan indah belum tentu baik, Tie, karena Allah Maha Mengetahui apa yang tidak kita ketahui.
Dan apabila kehilangan dan perbedaan rasa itu menyapa, itu mungkin karena kamu sudah mulai melenceng. Kamu menjadi terlalu tergantung kepada sesuatu yang tidak seharusnya. Bukankah kita seharunya mencintai ciptaan karena Yang Mencipta?

Sampai akhirnya saya sadari bahwa selama ini saya kuat juga. Masih bisa berjalan tegak, manyusun kepingan hati yang berserakan, dan tetap tersenyum ketika cerita lama membayangi.

Ke mana lagi hati saya akan bermuara selain kepada Allah. Ketika semuanya terasa tak mungkin dan saya merasa terasing, Allah lah yang mampu membantu saya mengatasi riak-riak pengganggu itu.

Kita, tanpa kita sadari, dibentuk oleh kehilangan. Dan apa yang hilang akan digantikan, insyaAllah.
Hmm.. kenapa saya bisa lupa, yah?
Saya harus menguatkan keyakinan saya dengan bergantung pada Allah. Saya harus tetap berusaha dengan doa yang tidak pernah terputus kepada Allah. Apapun hasil akhirnya, itu bukanlah akhir dari segalanya. Seperti apa yang selalu mama saya katakan: selalu ada pelangi setelah badai menerpa, insyaAllah.
Dan apabila memang kehilangan datang kembali dan rasa berubah menjadi pahit, seharusnya tidak saya sesali. Sebaliknya saya harus bersyukur karena kedua mata saya masih bisa terbuka, jantung saya masih berdetak normal, saya masih bisa menghirup udara bebas... Itu berarti hari yang indah itu ada. Dan saya masih diberi kepercayaan untuk memperbaiki apa yang salah dan membuat cerita yang lebih indah lagi :)
Kau begitu lemah. Bertawakallah.
Samudra menjaga setiap ombaknya hingga tiba di pantai.




http://ceritatea.blogspot.com

Monday, August 24, 2009

Bermimpi Jatuh Cinta

"Jangan lupa sholat tahajud, De. Sebebas-bebasnya kamu mengeluarkan rasa dan asa ke dalam sebuah tulisan, tidak sebebas kepada Allah Yang Maha Mengerti dan Mengetahui"


Sebut saja Mo (well, terinspirasi dari Mortimer Folchart), senior saya di kantor yang beberapa bulan lalu mengatakan hal itu kepada saya.

Beberapa bulan yang lalu ketika saya mengira segala sesuatunya akan sempurna...

Untuk beberapa waktu, saya duduk dan meringkuk tak berdaya di sudut kamar, dengan dada sesak tapi tiada air mata yang jatuh. Saya tidak menahannya. Segala sesuatunya menjauh dan menjadi abu-abu. Dikala saya memiliki cita dan keyakinan, ternyata semuanya seperti debu yang diterpa angin. Hilang. Jauh. Semakin menjauh.

Sedih itu tampak ketika saya sendiri. Saya tidak bisa menampakkannya di depan orang lain. Tidak. Kalaupun saya berusaha untuk menampakkan, sepertinya suasana selalu mendukung saya untuk tertawa.

Contohnya hari itu. Hari ketika Mo, yang selalu nge-cengin saya mengatakan kalimat di atas tadi. Keberadaan Mo membuat saya lupa dengan hitamnya cerita dongeng saya. Saya tidak pernah menceritakan kepada Mo apa yang terjadi sampai hari itu, ketika Mo berkata itu, saya memutuskan untuk bercerita kepadanya.

Hancurnya perasaan itu bukan untuk pertama kalinya. Tetapi yang terakhir itu memang yang paling "berkesan". Sempat berfikir mengapa selalu ditinggalkan tetapi insyaAllah saya selalu menerima apa yang menjadi keputusan Allah.

Mungkin itu yang terbaik.

"Selalu ada pelangi setelah badai menerpa, insyaAllah.." begitu kata Mama saya.

Sampai akhirnya saya tidak mengerti kenapa hati ini tiba-tiba terbuka untuk orang itu. Fitzwilliam Darcy. Hahaha... Entah mengapa saya merasa seperti Elizabeth Bennet dan dia adalah Mr. Darcy.


Tapi, tidak ada seorang pun yang mengerti. Apabila diumpamakan, perasaan dan jiwa itu seperti samudra. Apa yang tampak di permukaan tidak sama dengan apa yang ada di dalamnya. Begitu lah yang saya alami kepada Mr.Darcy.

Saya bimbang. Sampai sore tadi, seorang sahabat mengirim SMS kepada saya. Membuat saya tersenyum.

De, jadi inget tulisanmu yang ada quote Rumi nya, bahwa Tuhan mengalihkanmu dari perasaan yang satu ke yang lain dan mengajarimu dengan hal-hal yang bertentangan, sehingga kau akan punya dua sayap untuk terbang--bukan satu :)

Saturday, August 22, 2009

Warnai Halamanku

Cukup warnai halamanku
yang putih dan masih terdiri dari deret huruf-huruf berwarna hitam
beri aku matahari
beri aku awan dan langit biru

Cukup warnai halamanku
ketika ku tak sanggup merangkai kata
beri aku bulan
dan kerlipnya gemintang

Ku pinta kau warnai aku

Cerah atau kelabu
karena aku tahu cerita hidup itu tidak selalu indah

Cukup warnai halamanku
perkaya ceritaku
karena aku tidak akan sempurna bila aku bercerita sendiri

Beri aku senja
beri aku malam
temani aku mengarungi samudra
karena bersamamu aku merasa aman

Thursday, August 20, 2009

Monday, August 17, 2009

Someday We'll Know




learn to fly



I just discovered that Picasa is awesome :) While I editing the pictures of the touring yesterday, I clicked on the menu "create new album" which we can add my favorite music that automatically plays when we do slideshow or movie presentation.

Fortunately or unfortunately, Someday We'll Know by Mandy Moore, came across my mind. No need to think twice :)

I bought a ticket to the end of the rainbow
Watched the stars crash in the sea
If I could ask God just one question (one question...question)
Why aren't you here with me tonight?

Tentang Rasa Rindu

Dan ia berlayar pulang
setelah hampir setahun penuh
dan berminggu-minggu
dan sehari lagi
sampai ia kembali tiba di kamarnya, ketika malam
Makan malamnya menunggu
Dan masih hangat.

Maurice Sendak, Where the Wild Things are


Adalah seorang sahabat lama.. sahabat cilik saya yang kini tengah menikmati masa-masa akhir SMA nya. Saya kenal dia karena saya pernah dekat dengan kakak laki-lakinya. Saat kedekatan itu berakhir, kedekatan saya dengan gadis cilik itu tidak berakhir. Yang paling berkesan dia pernah datang ke kampus seorang dari hanya untuk memberi support saya yang kala itu mau bimbingan. hahahaha....


Dia gadis yang cantik. Berbakat. Mandiri. Tapi saya tahu ada rasa sepi di hatinya. Gak perlu saya ceritakan apa sebabnya.


Setelah sekian lama tidak bertemu, akhirnya FB "mempertemukan" kami lagi. Gak kerasa aja sekarang dia udah 17. Semakin cantik saja. Tapi ternyata rasa sepi itu masih ada di hatinya. Rasa sepi yang sama seperti yang dulu. Tapi hari ini rasa sepinya selama bertahun-tahun itu terbayarkan ketika saya membaca status di FBnya:

gini duunk, jalan2 sekeluarga... utuh ^ ^

Tuesday, August 11, 2009

Biasa Saja... Serius!

"Hei, Alma, pakabar?" 
dan kujawab, "Baikterimakasihapakabarjuga?"
Dia berhenti dan menatapku seolah-olah aku baru turun pakai parasut dari Mars, dan katanya,
"Kenapa sih tidak kaujawab, Biasa saja?"
Nicole Krauss, The History of Love

Kukira hari ini akan turun hujan saat melihat awan hitam menggantung di langit. Tetapi ternyata tidak. Kondisi tersebut bisa kujadikan analogi untukku sendiri. Ceritanya adalah kemarin malam ketika ditengah-tengah pembicaraan tidak terlalu serius melalui YM, temanku bertanya:

Kenapa gak nangis aja?

Selama beberapa detik aku terdiam tetapi dengan jemari siap untuk mengetik sesuatu. Suatu jawaban yang masih tidak kuketahui.

Menangis untuk?, jawabku pada akhirnya.

Untuk sesuatu yang lagi ganggu kamu. Aku tahu kamu pengen nangis.

Ha!

Dulu pengen. Tapi enggak lagi, jawabku.

Kenapa harus ditahan?

gee...

Siapa yang nahan? dan aku sedang ga berusaha untuk menjadi kuat. Kamu tahu aku, kan? 

Kamu sedang berusaha untuk merasa biasa saja?


Aku memang merasa biasa saja.

Sunday, August 2, 2009

Kelahiran Perasaan

Sudah sangat lama aku tak melihatnya, sehingga aku merasakan limpahan kebahagiaan,
seolah bukan hanya satu malam yang telah terlewati, tapi satu musim dingin.
Seolah musim semi telah datang.
Diane Setterfield, The Thirteenth Tale 

Aku terserang sesuatu yang berjuta rasanya. Sudah seminggu ini. Seorang teman mengatakan kalau aku adalah anak kecil yang terperangkap di dalam tubuh perempuan dewasa. Aku tidak tersinggung karena aku rasa pernyataannya benar. Aku seperti tidak pernah merasakan hal ini. Tapi aku benar-benar merasa kalau ini yang pertama kalinya.

Aku kehilangan selera makan. Tetapi aku merasa senang. Aku merasa gelisah. Tetapi aku juga merasa senang. Aku ingin menyimpannya di dalam hati saja tapi pada akhirnya aku memutuskan untuk bercerita. Sekedar bercerita kepada orang-orang tertentu. Aku hanya bisa bercerita berharapa bebannya akan menjadi lebih ringan. Alih-alih menjadi lebih ringan rasanya seperti meletup-letup saja. Aku tidak mau dia tahu. Tapi aku juga mau dia tahu. Tapi aku tidak mau memberitahunya.

Aku hanya mampu menulis. Ini yang aku bisa. Aku tidak bisa apa-apa lagi.

Saturday, August 1, 2009

Aku Mencoba Tidak Memikirkan

a. Oz
b. Oz
c. Oz
d. Oz
e. Nintendo Wii

I've been hiding all my hopes and dreams away,
just in case I ever need 'em again someday,
I've been setting aside time, to clear a little space in the corners of my mind